Bab
I
Memilih
Bakalan Sapi Yang Baik
Untuk
Digemukkan
Keberhasilan
dalam penggemukan sapi potong sangat tergantung pada pemilihan bibit yang baik,
ulet, mempunyai rasa memiliki, mengerti keinginan ternak yang diibaratkan
dengan kita sendiri dan kecermatan kita selama pemeliharaan (management).
Sebaiknya
sapi sapi bakalan yang dipilih dari sapi yang memiliki potensi dapat tumbuh
optimal setelah digemukkan.Prioritas utama sapi bakalan yang dipilih yaitu sapi
tidak terlalu gemuk atau kurus, berusia remaja dan sepasang gigi serinya telah
tanggal. Untuk mempermudah dalam pemilihan sapi bakalan yang bagus perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini agar mempermudah dalam menyeleksi sapi yang
akan dibeli ataupun dipelihara antara lain :
A. Menentukan Jenis Kelamin dan Usia Bakalan
A. Menentukan Jenis Kelamin dan Usia Bakalan
Masalah
utama dalam penggemukan sapi adalah kurang tersediannya bakalan sapi yang
memenuhi kriteria dan tidak tersedia secara kontinu.Sumber yang tersedia saat
ini kebanyakan masih berasal dari peternakan rakyat atau skala rumahan yang
masih kebanyakan dipelihara secara tradisional dan ketika dipotong berat
badannya belum maksimal.
Bakalan sapi rakyat dapat dipilh dan
dibeli di pasar hewan tradisional saat hari pasaran daerah setempat. Dalam
proses jual beli sapi di pasar biasanya menggunakan dasar penampilan sapi
secara langsung berdasarkan perkiraan dan pengalaman, tanpa menggunakan
timbangan. Hal inilah yang menjadi permasalahan dan kelemahan, sehingga secara
tidak langsung para petani dan pembeli dirugikan, jika kita tidak mempunyai
pengalaman dalam menafsir berat badan dan memilih kriteria yang sesuai untuk
dijadikan bakalan
- 1. Ciri-ciri sapi bakalan yang baik
Sapi
bakalan yang dipilih untuk digemukkan umumnya berjenis kelamin pejantan, yang
berumur 1.5-2 tahun, pada usia ini rata-rata sapi berbobot badan 260-350 kg.
Selain kriteria di atas, bakalan sapi yang baik memeiliki ciri-ciri fisik sehat
tdak cacat, dada lebar (frem depan), frem belakang lebar, kaki kokoh atau kuat,
sehat dan tidak cacat, leher tebal, perut tidak buncit dan jatuh, pertulangan
kecil, tubuh panjang (frem panjang), kulit tipis, licin serta kendor, jenis
sapi, moncong lebar dan besar (karena sangat berpengaruh pada nafsu makan
sapi).
- 2. Menaksir umur sapi
. Mengamati umur sapi bakalan cukup
dengan mengamati dan menghitung pertumbuhan gigi rahang bawah, pergantian gigi
dan keausan gigi. Selama hidupnya pertumbuhan gigi sapi mengalami tiga tahapan,
yaitu pertama pertumbuhan gigi susu, kedua pergantian gigi susu dengan gigi
tetap, dan ketiga keausan gigi. Tanggalnya gigi susu yang diikuti dengan
pergantian gigi tetap hanya terdapat pada rahang bawah. Gigi susu yang
merupakan gigi seri pada sapi berjumlah 4 pasang.
Sapi yang memiliki gigi susu lengkap
pada rahang bawah berumur 1,5 tahun.Sapi yang memiliki sepasang gigi tetap pada
rahang bawah (sepasang gigi susu telah tanggal) berumur sekitar 2 tahun,
memiliki 2 pasang gigi tetap berumur 3 tahun, memiliki 3 pasang gigi tetap
berumur 3,5 tahun,memiliki 4 pasang gigi tetap berumur sekitar 4 tahun.Sapi
yang memiliki 4 pasang gigi tetap, tetapi 25% bagiannya telah aus berumur
sekitar 6 tahun.Apabila 50% dari 4 pasang gigi tetap itu sudah aus maka usia
sapi sekitar 7,5 tahun.
Untuk sapi bakalan impor (BX atau
brahman cross) dan sapi lokal (IB), yang
paling baik untuk digemukkan yaitu yang
berumur 1,5-2 tahun. Pada umur tersebut, sapi berbobot hidup 250-350 kg dan
fase ini merupakan fase pertumbuhan daging dan fase dimana sapi tergolong fase
produktifitas pertumbuhan. Dengan pemeliharaan yang intensif, pemberian pakan
tambahan atau konsentrat dan hijauan maka setelah digemukkan selama 3-4 bulan diharapkan
bisa mencapai bobot badan yang tinggi dan ADG (pertambahan berat badan/hari)
setiap harinya juga tinggi.
Bakalan
sapi yang berumur kurang dari satu tahun, kurang efektik jika digemukkan.Karena
pada fase tersebut, pertumbuhan sapi yang paling pesat hanyalah tulang dan gigi,
serta pertumbuhan fisik cenderung meninggi. Setelah sapi berumur 1,5 - 2 tahun
sapi akan membentuk pertumbuhan jaringan daging.Pada umur tersebut pertumbuhan
badan sapi berlangsung secara horizontal (memanjang) dan otot daging mulai
mengembang dan memadat.
- 3. Menaksir berat badan sapi
Seperti yang kita ketahui
selama ini yang terjadi saat transaksi jual-beli sapi para belantik hanya
menafsirkan berat badan sapi saja dan ada beberapa yang menggunakan rumus-rumus
perhitungan seperti dengan mengukur panjang tubuh ternak dari ujung badan depan
kaki hingga pada pangkal ekor dan lingkar dada sapi.Metode ini yang sering
digunakan selama ini di pasaran hewan atau rumah peternak, padahal dengan
metode tersebut tidak lah efektif dan cenderung merugikan salah satu
pihak.Karena hasil dari penafsiran tersebut belum tentu tepat, sehingga para
petani untuk memperoleh keuntungan sangatlah minim dengan kondisi yang seperti
ini yang merasakan keuntugan adalah jagal dan belantik karena sebelum ternak
disembelih di RPH (rumah potong hewan) sapi-sapi di timbang terlebih dahulu.
Hal demikianlah yang sangat
rentan sekali dan menjadi problematika hingga saat ini, yang merugikan para
peternak.Untuk itu setiap terjadi transaksi jual-beli ternak potong, penting
sekali adanya timbangan (alat timbang) khususnya untuk sapi.Sehingga untuk
mengurangi kerugian dan menghindari selisih berat badan.
B.
Perbedaan
Sapi Lokal (IB) dan Sapi Impor BX)
Sepintas kita akan berfikir
bagaimana perbedaan di antara keduanya, dan kita akan bertanya-tanya hal apa
yang bisa membedakannya. Untuk itu di sini akan di jelaskan secara sedetailnya
beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga kita tidak lagi
kebingungan untuk membedakaannya dan akan lebih mempunyai dasar kriteria
pemilihan sapi selain yang disebutkan di beberapa kriteria di atas jika kita
akan membeli di peternak maupun pasar. Sedangakan yang dimaksud dengan sapi
impor (BX/ Brahman cross) adalah sapi yang di impor dari luar Indonesia yang
masuk ke Indonesia dan rata-rata jenis sapi ini merupakan hasil persilangan
dari sapi brahman, sehingga biasa disebut dengan BX.
- Sapi Lokal
Yang dimaksud dengan sapi
lokal (IB) adalah sapi yang iasa dipelihara di rumah peternak-peternak dan
dijual di pasaran meskipun termasuk jenis sapi seperti PO, SO, Limoushin,
Simental, Brangus, Blaygon dan sebagainya. Tetapi diantara semuanya itu bisa
dikatakan dengan istilah sapi lokal (IB) karena sapi-sapi tersebut sudah
dipelihara di dalam Negara kita, para peternak domestik dan belum tentu dari ke
semuanya merupakan gen aslinya melainkan sudah beberapa kali di kawin silangkan
atau cross breeding dengan jenis dan bangsa yang berbeda-beda. Ciri-ciri yang
paling terlihat adalah kebanyakan sapi lokal ternak di beri tali (tali keluhan)
dan memilki tampilan eksterior yang seperti tampak pada gambar di bawah ini :
Adapun kelebihan dan kekurangan sapi
lokal adalah :
a.
Kelebihan
·
Daging tidak mudah berlemak
·
Rendement bagus (min 47 %).
Rendement adalah hasil presentasi sapi setelah dipotong yang sudah dikurangi
kepala, darah, kulit, kaki, lemak dan organ dalam (jerohan)
·
Penanganan penyakit lebih mudah
b.
Kekurangan
·
Lebih sulit beradaptasi
·
Tidak tahan terhadap penyakit
·
ADG yang optimal sulit di dapat
·
Pemeliharaannya sedikit lebih
rumit karena sebagian besar sapi lokal tidak terbiasa makan konsentrat
·
Perlakuan treetmen dilakukan pada
fase-fase tertentu sesuai dengan DOF (day
ol feethening)l
2.
Sapi
Impor (Brahman cross atau BX)
Sedangakan yang dimaksud
dengan sapi impor (BX/ Brahman cross) adalah sapi yang di impor dari luar Indonesia yang masuk ke Indonesia
dan rata-rata jenis sapi ini merupakan hasil persilangan dari sapi brahman,
sehingga biasa disebut dengan BX. Ada beberapa istilah yang bisa digunakan
untuk membedakan jenis sapi BX berdasarkan jenis kelamin dan kondisi ternak,
diantaranya :
Ø Bull :Sapi pejantan yang belum dikartasi
(dipotong testisnya)
Ø
Steer :Sapi pejantan yang sudah di
kartasi
Ø Heifer : Sapi betina
Adapun
keunggulan dan kekurangannya adalah :
a.
Keunggulan
:
·
Sapi cepat besar
·
Ternak tidak mudah sakit
·
ADG cenderung bagus
·
Perawatannya lebih mudah
·
Mudah beradaptasi
b.
Kekurangan
:
·
Rendemen kurang bagus
·
Perut mudah membesar dan membuncit
·
Jika ternak sakit sulit ditangani
Bab
2. Lokasi
dan Kandang
Berikut ini akan
dibahas cara memilih lokasi peternakan yang sesuai, kontruksi kandang, memilih
tipe kandang dan penyediaan sarana penunjang dalam usaha penggemukan sapi
potong.
- A. Memilih Lokasi Kandang yang Sesuai
Pemilihan lokasi kandang yang
sesuai di antaranya denan mempertimbangkan letak yang strategis, kondisi tanah
dan kesesuaian iklim untuk masing-masing jenis sapi.
- 1. Letak yang strategis
Peternakan sapi idealnya jika
dibangun tidak jauh dari areal persawahan, perladangan, atau perkebunan.Di tempat
itu, kegiatan pertanian dan peternakan dapat saling menunjang.Lokasi petrnakan
juga harus memiliki sumber air bersih, baik berupa sumur permukaan ataupun
sumur bor. Air ini digunakan sebagai sumber air minum, pembuatan pakan, dan
membantu dalam proses jalannya manajement pemeliharaan.
Lokasi kandang sebaiknya jauh
dari tempat pemukiman agar baud an limbah dari kandang tidak mengganggu
penghunu pemukiman.Jarak kandang dari tempat pemukiman minimum 50 m. Apabila
jaraknya terlalu dekat sebaiknya dibangun barrier (tembok pembatas) atau
pagar tanaman yang pertumbuhannya rapat
sebaai peredam angina.Tembok setinggi 3 m sebagai peredam angina pengarunya
setara dengan jarak 50m.
Tempat peternakan sebaiknya juga
dibangun tidak jauh dengan jalan raya untuk memudahkan transportasi.Sarana
jalan tersebut dapat dilalui truk atau setidaknya dapat dilalui ternak. Dengan
dekatnya jarak lokasi peternakan dengan jalan raya juga akan menghemat biaya
transportasi. Dan untuk peternakan dalam skala yang besar, perlu disediakan
lahan lapang guna sebagai tempat untuk menaikkan atau menurunkan sapi, pakan,
atau sarana peternakan lain.
Ø Selain
dengan memperhatikan lokasi yang berdekatan dengan sumber pakan dan jalan raya,
kandang juga dibangun berdasarkan iklim atau ketinggian tempat yang sesuai.Oleh
karena itu di daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi suhunya berbeda
maka bentuk kandang di kedua dataran tersebut berbeda pula.Bangunan kandang di
dataran rendah cenderung memiliki dinding yang lebih terbuka dan bangunan
kandang tinggi, hal ini untuk ventilasi karna suhu lebih panas dibanding
dataran tinggi. Pada pengaturan ventilasi ini sangat penting untuk dicermati
karena hal ini mempunyai pengauh yang sangat besar di dalam pemeliharaan sapi
potong terutama pada proses produksi. Sedangkan di daerah dataran tinggi, bangunan kandang
cenderung lebih tertutup. Tujuannya agar suhu di dalam kandang lebih stabil dan
hangat.
Keberadaan pepohonan di lokasi
peternakan sebagai wind break(pemecah
angin) sangat diperlukan karena di lahan terbuka pengaruh anginnya sangat kuat.
Tiupan angin yang keras akan merugikan karena dapat merusak bangunan dan
mengganggu kesehatan ternak. Selain sebagai pemecah angin, pepohonan di sekitar
lokasi peternakan juga berfungsi sebagai pembatas dan penyaring bau, debu,
serta kebisingan.
- 2. Kondisi tanah
Untuk membangun kandang
ternak sapi sebaiknya dipilih lokasi yang berupa lahan terbuka dan tidak
tertutup bangunan atau pepohonan.Lokasi kandang dipilih dengan kemiringan
relative landai dan tidak terdapat banyak lubang ataupun gundukan.Lokasi
peternakan dengan dengan permukaan yang landau akan menguntungkan karena
memiliki akses yang memadai terhadap jalan besar sehingga memudahkan keluar
masuknya kendaraan yang mengangkut keperluan peternakan.
- B. Kontruksi Kandang
Kontruksi kandang dirancang
sesuai keadaan iklim setempat, jenis ternak, dan tujuan pemeliharaan sapi itu
sendiri.Dalam merancang kontruksi kandang ternak yang pentng untuk diperhatikan
adalah tinggi bangunan kandang, kedudukan atap dan bayangan atap serta lantai
kandang.
Kandang merupakan habitat
mikro bagi sapi.Kondisi dan lingkungan kandang diharapkan dapat mempertahankan
suhu normal sapi dari berbagai perubahan iklim dan cuaca.Dalam keadaan sehat
suhu tubuh sapi berkisar antara 380 – 390C.Untuk menciptakan
kondisi ini maka tinggi kandang perlu disesuaikan dengan tingi tempat.Kandang
yang dibangun di dataran renda sebaiknya dibuat lebih tinggi dibandingkan
kandang yang berada di dataran tinggi.
Bagian kandang yang perlu
diperhatikan, yaitu atap.Sebaiknya pemilihan tipe atap sebaiknya menggunakan
tipe monitor.Karena banyak keuntungan yang didapatkan bila menggunakan tipe
monitor ini yaitu untuk menghindari air hujan dan teriknya matahari, tidak
mudah pengap dan fentilasi lebih merata. Fungsi atap juga untuk menjaga
kehangatan ruangan kandang pada malam hari arena pada malam hari udara akan
keluar paling banyak kearah atas. Sehingga atap kandang sebaiknya menggunakan
genting ataupun internit gelombang.
Lantai kandang merupakan
bagian yang penting untuk diperhatikan oleh peternak dalam merancang kontruksi
kandang.Lantai kandang dalam penggemukan sapi potong sebaiknya disemen dengan
kemiringan lantai kandang 2 -30 (2 -10 cm) atau 10 cm.Kemiringan
lantai kandang ini bertujuan untuk mempermudah pembuangan kotoran, dan air
tidak mengendap dan yang paling terpenting dalam usaha penggemukan sapi potong
adalah membantu proses jalannya produksi (pembentukan dan jalannya daging pada
sapi bisa terisi secara merata).
- C. Memilih Tipe Kandang
Berdasarkan
penggunaannya, kandang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, diantaranya :
- 1. Kandang koloni
Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu bangunan atau ruangan, tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak.Kelebihan kandang ini yaitu volume atau kapasitas jauh lebih banyak, penghematan tenaga kerja dan tempat, pembentukan daging
semakin bagus dan kencang (padat) dan ternak
bisa exersais. Dan bisa terlihat pada gambar di atas.
- 2. Kandang head to head
Kandang tunggal adalah
kandang yang hanya terdiri dari satu ruangan atau bangunan dan hanya digunakan
untuk memlihara satu ekor ternak saja.Kondisi kandang ini, nampak terbuka dari
semua sisi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada gambar.
Apabila sapi yang dipelihara
banyak, kandang head to head dibangun
berderet-deret membentuk suatu kumpulan atau bisa juga ternak dengan ditali
satu persatu secara berderet-deret dengan jarak 1 m per sekatnya.Keuntungan
dari kandang ini adalah pengontrolan ternak lebih efektif, ternak tidak mudah
stress dan mempercepat pertambahan berat badannya.
Tiang kandang harus dibuat
dengan kuat karena juga digunakan untuk mengikat ternak.Untuk tiang kandang ini
sebaiknya dibuat dari pipa besi atau kayu.Tetapi apapun bahan yang digunakan,
kandang harus dapat berfungsi dengan baik, yaitu memberi kenyamanan bagi sapi
yang dipelihara.Selain itu, kelayakan ekonomisnya harus disesuaikan dengan
tujuan usaha penggemukan tersebut ( angka penyusutan ).
Bab
3
Manajemen
Pemeliharaan
Di
dalam usaha peternakan khususnya penggemukan sapi potong hal yang paling utama
dan menentukan hasil produksi yang tinggi tidak lepas dari manajemen
pemelharaan yang bagus, diantaranya :
- A. Persiapan kandang
Yang dimaksud dengan
persiapan kandang di sini adalah mempersiapkan kandang untuk ternak sebelum
ternak datang untuk dipelihara. Hal-hal
yang perlu dilakukan antara lain :
- · Membersihkan kotoran yang tertinggal di lantai kandang jika sebelumnya terdapat ternak.
- · Membersihkan palungan
- · Pengapuran ( sanitasi ).
·
Pengontrolan peralatan kebutuhan
kandan
B. Fase-fase pemeliharaan sapi potong
- a. Fase stater
Artinya pemeliharaan sapi
yang dihitung mulai dari awal pemeliharaan sampai pada 20 hari. Pada proses ini ditujukan untuk pengenalan
sapi pada pakan konsentrat yang biasanya dari peternak-peternak lokal hanya
diberi hijauan saja sehingga sapi-sapi perlu adanya pembelajaran mengkonsumsi
pakan konsentrat, pembentukan tulang-tulang, dan mempersiapkan kondisi bakteri
pada rumen sehingga bakteri-bakteri tersebut mampu beradaptasi dengan pakan
konsentrat.
Fase ini tidak cenderung di
umur 20 hari tetepi bias jadi di umur 14 hari, tergantung kebijakan peternak
itu sendiri karena ada banyak beberapa hal.
- b. Fase grower
Yang dimaksud adalah
pemeliharaan sapi yang dihitung mulai dari 20 - 90 hari. Dalam fase ini berfungsi untuk pertumbuhan
jaringan otot – otot daging, masa pembentukan daging dan proses pemanjangan
tulang tubuh.
- c. Fase finisher
Yaitu pemeliharaan sapi yang
dihitung mulai dari 90 – 120 hari.Dalam fase finisher ini bertujuan untuk
membakar lemak pada daging, sehingga lemak-lemak yang ada pada daging berubah
menjadi daging dan pemadatan daging.
Pada kesimpulannya peternak tidak
harus berpacu dengan apa yang ada di atas karena setiap peternak mempunyai
perhitungan/kebijakan tersendiri dengan
berbagai hal, contoh sebagai berikut :
Ø Sapi
di jual di DOF pendek.
Ø Untuk
memenuhi kebutuhan pasar.
Ø Keadaan
pasar sapi karena persaingan.
( sapi banyak perang kwalitas, sapi sedikit
perang ADG (keuntungan).
C.Drafting
Drafting
adalah perlakuan yang dilakukan pada sapi-sapi impor yang baru datang guna
untuk mengetahui pengkelasan sapi (grading).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses ini antara lain :
1.
pengimputan data, yang meliputi
EID (data individual per ekor sapi), berat badan, dan jenis kelamin.
2.
Pengeklasan ( grade ) sapi, yang
terdiri dari berat badan dan jenis kelamin (steer, bull, heifer).
3.
Pemasangan eirtag.
4.
Pemberian vaksin vitamin dan obat
cacing.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam proses drafting, antara lain :
Ø Peralatan
harus steril dan di kondisikan tidak rusak terutama pada timbangan, scanner, trutes, spuit, scorec ( gun ) dan tang eartag.
Ø Tempat
loading sapi harus bersih dan tersedia air minum.
Ø Pada
proses ini kita harus tau penempatan sapi tersebut dan terpisah sesuai range (
BB, jenis kelamin, sakit dan gemuk ).
Ø Mengetahui kapasitas kandang sesuai kepadatan.
Ø Proses
ini harus dilakukan dengan cepat,tepat dan baik karena untuk mengurangi tingkat
kesetresan dan susutnya daging pada sapi ( berpengaruh pada ADG dan kenyamanan
sapi ).
Ø Pengimputan
data harus akurat.
Ø Melihat
umur pemeliharaan sapi (DOF).
Pada proses ini
kita juga harus benar-benar teliti dalam pelaksanaanya, dan di luar hal itu
kita juga harus tau kondisi sapi (
kesehatan,kebugaran, dan DOF ). Karena semua berhubungan dengan ADG untuk
memperoleh profit.
No comments:
Post a Comment