Friday, 14 August 2015

Proses Penggemukan Sapi

Bab I
Memilih Bakalan Sapi Yang Baik
Untuk Digemukkan
 Keberhasilan dalam penggemukan sapi potong sangat tergantung pada pemilihan bibit yang baik, ulet, mempunyai rasa memiliki, mengerti keinginan ternak yang diibaratkan dengan kita sendiri dan kecermatan kita selama pemeliharaan (management).
Sebaiknya sapi sapi bakalan yang dipilih dari sapi yang memiliki potensi dapat tumbuh optimal setelah digemukkan.Prioritas utama sapi bakalan yang dipilih yaitu sapi tidak terlalu gemuk atau kurus, berusia remaja dan sepasang gigi serinya telah tanggal. Untuk mempermudah dalam pemilihan sapi bakalan yang bagus perlu diperhatikan hal-hal berikut ini agar mempermudah dalam menyeleksi sapi yang akan dibeli ataupun dipelihara antara lain :
A.        Menentukan Jenis Kelamin dan Usia Bakalan

Masalah utama dalam penggemukan sapi adalah kurang tersediannya bakalan sapi yang memenuhi kriteria dan tidak tersedia secara kontinu.Sumber yang tersedia saat ini kebanyakan masih berasal dari peternakan rakyat atau skala rumahan yang masih kebanyakan dipelihara secara tradisional dan ketika dipotong berat badannya belum maksimal.
            Bakalan sapi rakyat dapat dipilh dan dibeli di pasar hewan tradisional saat hari pasaran daerah setempat. Dalam proses jual beli sapi di pasar biasanya menggunakan dasar penampilan sapi secara langsung berdasarkan perkiraan dan pengalaman, tanpa menggunakan timbangan. Hal inilah yang menjadi permasalahan dan kelemahan, sehingga secara tidak langsung para petani dan pembeli dirugikan, jika kita tidak mempunyai pengalaman dalam menafsir berat badan dan memilih kriteria yang sesuai untuk dijadikan bakalan

  1. 1.         Ciri-ciri sapi bakalan yang baik

Sapi bakalan yang dipilih untuk digemukkan umumnya berjenis kelamin pejantan, yang berumur 1.5-2 tahun, pada usia ini rata-rata sapi berbobot badan 260-350 kg. Selain kriteria di atas, bakalan sapi yang baik memeiliki ciri-ciri fisik sehat tdak cacat, dada lebar (frem depan), frem belakang lebar, kaki kokoh atau kuat, sehat dan tidak cacat, leher tebal, perut tidak buncit dan jatuh, pertulangan kecil, tubuh panjang (frem panjang), kulit tipis, licin serta kendor, jenis sapi, moncong lebar dan besar (karena sangat berpengaruh pada nafsu makan sapi).
  1. 2.         Menaksir umur sapi

.           Mengamati umur sapi bakalan cukup dengan mengamati dan menghitung pertumbuhan gigi rahang bawah, pergantian gigi dan keausan gigi. Selama hidupnya pertumbuhan gigi sapi mengalami tiga tahapan, yaitu pertama pertumbuhan gigi susu, kedua pergantian gigi susu dengan gigi tetap, dan ketiga keausan gigi. Tanggalnya gigi susu yang diikuti dengan pergantian gigi tetap hanya terdapat pada rahang bawah. Gigi susu yang merupakan gigi seri pada sapi berjumlah 4 pasang.
            Sapi yang memiliki gigi susu lengkap pada rahang bawah berumur 1,5 tahun.Sapi yang memiliki sepasang gigi tetap pada rahang bawah (sepasang gigi susu telah tanggal) berumur sekitar 2 tahun, memiliki 2 pasang gigi tetap berumur 3 tahun, memiliki 3 pasang gigi tetap berumur 3,5 tahun,memiliki 4 pasang gigi tetap berumur sekitar 4 tahun.Sapi yang memiliki 4 pasang gigi tetap, tetapi 25% bagiannya telah aus berumur sekitar 6 tahun.Apabila 50% dari 4 pasang gigi tetap itu sudah aus maka usia sapi sekitar 7,5 tahun.
            Untuk sapi bakalan impor (BX atau brahman cross) dan sapi lokal (IB),  yang paling baik untuk  digemukkan yaitu yang berumur 1,5-2 tahun. Pada umur tersebut, sapi berbobot hidup 250-350 kg dan fase ini merupakan fase pertumbuhan daging dan fase dimana sapi tergolong fase produktifitas pertumbuhan. Dengan pemeliharaan yang intensif, pemberian pakan tambahan atau konsentrat dan hijauan maka setelah digemukkan selama 3-4 bulan diharapkan bisa mencapai bobot badan yang tinggi dan ADG (pertambahan berat badan/hari) setiap harinya juga tinggi.
          Bakalan sapi yang berumur kurang dari satu tahun, kurang efektik jika digemukkan.Karena pada fase tersebut, pertumbuhan sapi yang paling pesat hanyalah tulang dan gigi, serta pertumbuhan fisik cenderung meninggi. Setelah sapi berumur 1,5 - 2 tahun sapi akan membentuk pertumbuhan jaringan daging.Pada umur tersebut pertumbuhan badan sapi berlangsung secara horizontal (memanjang) dan otot daging mulai mengembang dan memadat.
  1. 3.         Menaksir berat badan sapi

Seperti yang kita ketahui selama ini yang terjadi saat transaksi jual-beli sapi para belantik hanya menafsirkan berat badan sapi saja dan ada beberapa yang menggunakan rumus-rumus perhitungan seperti dengan mengukur panjang tubuh ternak dari ujung badan depan kaki hingga pada pangkal ekor dan lingkar dada sapi.Metode ini yang sering digunakan selama ini di pasaran hewan atau rumah peternak, padahal dengan metode tersebut tidak lah efektif dan cenderung merugikan salah satu pihak.Karena hasil dari penafsiran tersebut belum tentu tepat, sehingga para petani untuk memperoleh keuntungan sangatlah minim dengan kondisi yang seperti ini yang merasakan keuntugan adalah jagal dan belantik karena sebelum ternak disembelih di RPH (rumah potong hewan) sapi-sapi di timbang terlebih dahulu.
Hal demikianlah yang sangat rentan sekali dan menjadi problematika hingga saat ini, yang merugikan para peternak.Untuk itu setiap terjadi transaksi jual-beli ternak potong, penting sekali adanya timbangan (alat timbang) khususnya untuk sapi.Sehingga untuk mengurangi kerugian dan menghindari selisih berat badan.


B.        Perbedaan Sapi Lokal (IB) dan Sapi Impor BX)

Sepintas kita akan berfikir bagaimana perbedaan di antara keduanya, dan kita akan bertanya-tanya hal apa yang bisa membedakannya. Untuk itu di sini akan di jelaskan secara sedetailnya beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga kita tidak lagi kebingungan untuk membedakaannya dan akan lebih mempunyai dasar kriteria pemilihan sapi selain yang disebutkan di beberapa kriteria di atas jika kita akan membeli di peternak maupun pasar. Sedangakan yang dimaksud dengan sapi impor (BX/ Brahman cross) adalah sapi yang di impor dari luar Indonesia yang masuk ke Indonesia dan rata-rata jenis sapi ini merupakan hasil persilangan dari sapi brahman, sehingga biasa disebut dengan BX.

  1.          Sapi Lokal

Yang dimaksud dengan sapi lokal (IB) adalah sapi yang iasa dipelihara di rumah peternak-peternak dan dijual di pasaran meskipun termasuk jenis sapi seperti PO, SO, Limoushin, Simental, Brangus, Blaygon dan sebagainya. Tetapi diantara semuanya itu bisa dikatakan dengan istilah sapi lokal (IB) karena sapi-sapi tersebut sudah dipelihara di dalam Negara kita, para peternak domestik dan belum tentu dari ke semuanya merupakan gen aslinya melainkan sudah beberapa kali di kawin silangkan atau cross breeding dengan jenis dan bangsa yang berbeda-beda. Ciri-ciri yang paling terlihat adalah kebanyakan sapi lokal ternak di beri tali (tali keluhan) dan memilki tampilan eksterior yang seperti tampak pada gambar di bawah ini : 


Adapun kelebihan dan kekurangan sapi lokal adalah :
a.         Kelebihan
·         Daging tidak mudah berlemak
·         Rendement bagus (min 47 %). Rendement adalah hasil presentasi sapi setelah dipotong yang sudah dikurangi kepala, darah, kulit, kaki, lemak dan organ dalam (jerohan)
·         Penanganan penyakit lebih mudah
b.         Kekurangan
·         Lebih sulit beradaptasi
·         Tidak tahan terhadap penyakit
·         ADG yang optimal sulit di dapat
·         Pemeliharaannya sedikit lebih rumit karena sebagian besar sapi lokal tidak terbiasa makan konsentrat
·         Perlakuan treetmen dilakukan pada fase-fase tertentu sesuai dengan DOF (day ol feethening)l
2.         Sapi Impor (Brahman cross atau BX)
Sedangakan yang dimaksud dengan sapi impor (BX/ Brahman cross) adalah sapi yang di impor  dari luar Indonesia yang masuk ke Indonesia dan rata-rata jenis sapi ini merupakan hasil persilangan dari sapi brahman, sehingga biasa disebut dengan BX. Ada beberapa istilah yang bisa digunakan untuk membedakan jenis sapi BX berdasarkan jenis kelamin dan kondisi ternak, diantaranya :
Ø  Bull   :Sapi pejantan yang belum dikartasi (dipotong testisnya)
Ø  Steer :Sapi pejantan yang sudah di kartasi
Ø  Heifer  : Sapi betina

Adapun keunggulan dan kekurangannya adalah :
a.         Keunggulan :
·         Sapi cepat besar
·         Ternak tidak mudah sakit
·         ADG cenderung bagus
·         Perawatannya lebih mudah
·         Mudah beradaptasi
b.         Kekurangan :
·         Rendemen kurang bagus
·         Perut mudah membesar dan membuncit
·         Jika ternak sakit sulit ditangani



Bab 2. Lokasi dan Kandang

      Berikut ini akan dibahas cara memilih lokasi peternakan yang sesuai, kontruksi kandang, memilih tipe kandang dan penyediaan sarana penunjang dalam usaha penggemukan sapi potong.

  1. A.       Memilih Lokasi Kandang yang Sesuai


Pemilihan lokasi kandang yang sesuai di antaranya denan mempertimbangkan letak yang strategis, kondisi tanah dan kesesuaian iklim untuk masing-masing jenis sapi.

  1. 1.         Letak yang strategis


Peternakan sapi idealnya jika dibangun tidak jauh dari areal persawahan, perladangan, atau perkebunan.Di tempat itu, kegiatan pertanian dan peternakan dapat saling menunjang.Lokasi petrnakan juga harus memiliki sumber air bersih, baik berupa sumur permukaan ataupun sumur bor. Air ini digunakan sebagai sumber air minum, pembuatan pakan, dan membantu dalam proses jalannya manajement pemeliharaan.
Lokasi kandang sebaiknya jauh dari tempat pemukiman agar baud an limbah dari kandang tidak mengganggu penghunu pemukiman.Jarak kandang dari tempat pemukiman minimum 50 m. Apabila jaraknya terlalu dekat sebaiknya dibangun barrier (tembok pembatas) atau pagar  tanaman yang pertumbuhannya rapat sebaai peredam angina.Tembok setinggi 3 m sebagai peredam angina pengarunya setara dengan jarak 50m.
            Tempat peternakan sebaiknya juga dibangun tidak jauh dengan jalan raya untuk memudahkan transportasi.Sarana jalan tersebut dapat dilalui truk atau setidaknya dapat dilalui ternak. Dengan dekatnya jarak lokasi peternakan dengan jalan raya juga akan menghemat biaya transportasi. Dan untuk peternakan dalam skala yang besar, perlu disediakan lahan lapang guna sebagai tempat untuk menaikkan atau menurunkan sapi, pakan, atau sarana peternakan lain.
Ø  Selain dengan memperhatikan lokasi yang berdekatan dengan sumber pakan dan jalan raya, kandang juga dibangun berdasarkan iklim atau ketinggian tempat yang sesuai.Oleh karena itu di daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi suhunya berbeda maka bentuk kandang di kedua dataran tersebut berbeda pula.Bangunan kandang di dataran rendah cenderung memiliki dinding yang lebih terbuka dan bangunan kandang tinggi, hal ini untuk ventilasi karna suhu lebih panas dibanding dataran tinggi. Pada pengaturan ventilasi ini sangat penting untuk dicermati karena hal ini mempunyai pengauh yang sangat besar di dalam pemeliharaan sapi potong terutama pada proses produksi. Sedangkan di  daerah dataran tinggi, bangunan kandang cenderung lebih tertutup. Tujuannya agar suhu di dalam kandang lebih stabil dan hangat.
            Keberadaan pepohonan di lokasi peternakan sebagai wind break(pemecah angin) sangat diperlukan karena di lahan terbuka pengaruh anginnya sangat kuat. Tiupan angin yang keras akan merugikan karena dapat merusak bangunan dan mengganggu kesehatan ternak. Selain sebagai pemecah angin, pepohonan di sekitar lokasi peternakan juga berfungsi sebagai pembatas dan penyaring bau, debu, serta kebisingan.

  1. 2.         Kondisi tanah

Untuk membangun kandang ternak sapi sebaiknya dipilih lokasi yang berupa lahan terbuka dan tidak tertutup bangunan atau pepohonan.Lokasi kandang dipilih dengan kemiringan relative landai dan tidak terdapat banyak lubang ataupun gundukan.Lokasi peternakan dengan dengan permukaan yang landau akan menguntungkan karena memiliki akses yang memadai terhadap jalan besar sehingga memudahkan keluar masuknya kendaraan yang mengangkut keperluan peternakan.

  1. B.       Kontruksi Kandang 


Kontruksi kandang dirancang sesuai keadaan iklim setempat, jenis ternak, dan tujuan pemeliharaan sapi itu sendiri.Dalam merancang kontruksi kandang ternak yang pentng untuk diperhatikan adalah tinggi bangunan kandang, kedudukan atap dan bayangan atap serta lantai kandang.
Kandang merupakan habitat mikro bagi sapi.Kondisi dan lingkungan kandang diharapkan dapat mempertahankan suhu normal sapi dari berbagai perubahan iklim dan cuaca.Dalam keadaan sehat suhu tubuh sapi berkisar antara 380 – 390C.Untuk menciptakan kondisi ini maka tinggi kandang perlu disesuaikan dengan tingi tempat.Kandang yang dibangun di dataran renda sebaiknya dibuat lebih tinggi dibandingkan kandang yang berada di dataran tinggi.
Bagian kandang yang perlu diperhatikan, yaitu atap.Sebaiknya pemilihan tipe atap sebaiknya menggunakan tipe monitor.Karena banyak keuntungan yang didapatkan bila menggunakan tipe monitor ini yaitu untuk menghindari air hujan dan teriknya matahari, tidak mudah pengap dan fentilasi lebih merata. Fungsi atap juga untuk menjaga kehangatan ruangan kandang pada malam hari arena pada malam hari udara akan keluar paling banyak kearah atas. Sehingga atap kandang sebaiknya menggunakan genting ataupun internit gelombang.
Lantai kandang merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan oleh peternak dalam merancang kontruksi kandang.Lantai kandang dalam penggemukan sapi potong sebaiknya disemen dengan kemiringan lantai kandang 2 -30 (2 -10 cm) atau 10 cm.Kemiringan lantai kandang ini bertujuan untuk mempermudah pembuangan kotoran, dan air tidak mengendap dan yang paling terpenting dalam usaha penggemukan sapi potong adalah membantu proses jalannya produksi (pembentukan dan jalannya daging pada sapi bisa terisi secara merata).

  1. C.       Memilih Tipe Kandang

Berdasarkan penggunaannya, kandang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, diantaranya :
  1. 1.         Kandang koloni


Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu bangunan atau ruangan, tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak.Kelebihan kandang ini yaitu volume atau kapasitas jauh lebih banyak, penghematan tenaga kerja dan tempat, pembentukan daging

semakin bagus dan kencang (padat) dan ternak bisa exersais. Dan bisa terlihat pada gambar di atas.

  1. 2.         Kandang head to head


Kandang tunggal adalah kandang yang hanya terdiri dari satu ruangan atau bangunan dan hanya digunakan untuk memlihara satu ekor ternak saja.Kondisi kandang ini, nampak terbuka dari semua sisi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada gambar.


Apabila sapi yang dipelihara banyak, kandang head to head  dibangun berderet-deret membentuk suatu kumpulan atau bisa juga ternak dengan ditali satu persatu secara berderet-deret dengan jarak 1 m per sekatnya.Keuntungan dari kandang ini adalah pengontrolan ternak lebih efektif, ternak tidak mudah stress dan mempercepat pertambahan berat badannya.
Tiang kandang harus dibuat dengan kuat karena juga digunakan untuk mengikat ternak.Untuk tiang kandang ini sebaiknya dibuat dari pipa besi atau kayu.Tetapi apapun bahan yang digunakan, kandang harus dapat berfungsi dengan baik, yaitu memberi kenyamanan bagi sapi yang dipelihara.Selain itu, kelayakan ekonomisnya harus disesuaikan dengan tujuan usaha penggemukan tersebut ( angka penyusutan ).




Bab 3
Manajemen Pemeliharaan


            Di dalam usaha peternakan khususnya penggemukan sapi potong hal yang paling utama dan menentukan hasil produksi yang tinggi tidak lepas dari manajemen pemelharaan yang bagus, diantaranya :

  1. A.        Persiapan kandang

Yang dimaksud dengan persiapan kandang di sini adalah mempersiapkan kandang untuk ternak sebelum ternak datang untuk dipelihara.  Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain :
  • ·         Membersihkan kotoran yang tertinggal di lantai kandang jika sebelumnya terdapat ternak.
  • ·         Membersihkan palungan
  • ·         Pengapuran ( sanitasi ).

·         Pengontrolan peralatan kebutuhan kandan
   
   B. Fase-fase pemeliharaan sapi potong
           
  1. a.         Fase stater

Artinya pemeliharaan sapi yang dihitung mulai dari awal pemeliharaan sampai pada 20 hari.  Pada proses ini ditujukan untuk pengenalan sapi pada pakan konsentrat yang biasanya dari peternak-peternak lokal hanya diberi hijauan saja sehingga sapi-sapi perlu adanya pembelajaran mengkonsumsi pakan konsentrat, pembentukan tulang-tulang, dan mempersiapkan kondisi bakteri pada rumen sehingga bakteri-bakteri tersebut mampu beradaptasi dengan pakan konsentrat.
Fase ini tidak cenderung di umur 20 hari tetepi bias jadi di umur 14 hari, tergantung kebijakan peternak itu sendiri karena ada banyak beberapa hal.

  1. b.         Fase grower

Yang dimaksud adalah pemeliharaan sapi yang dihitung mulai dari 20 - 90 hari.  Dalam fase ini berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot – otot daging, masa pembentukan daging dan proses pemanjangan tulang tubuh.

  1. c.         Fase finisher

Yaitu pemeliharaan sapi yang dihitung mulai dari 90 – 120 hari.Dalam fase finisher ini bertujuan untuk membakar lemak pada daging, sehingga lemak-lemak yang ada pada daging berubah menjadi daging dan pemadatan daging.
            Pada kesimpulannya peternak tidak harus berpacu dengan apa yang ada di atas karena setiap peternak mempunyai perhitungan/kebijakan tersendiri  dengan berbagai hal, contoh sebagai berikut :
Ø  Sapi di jual di DOF pendek.
Ø  Untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Ø  Keadaan pasar sapi karena persaingan.
( sapi banyak perang kwalitas, sapi sedikit perang ADG (keuntungan).
C.Drafting
            Drafting adalah perlakuan yang dilakukan pada sapi-sapi impor yang baru datang guna untuk mengetahui pengkelasan sapi (grading).  Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses ini antara lain :
1.    pengimputan data, yang meliputi EID (data individual per ekor sapi), berat badan, dan jenis kelamin.
2.    Pengeklasan ( grade ) sapi, yang terdiri dari berat badan dan jenis kelamin (steer, bull, heifer).
3.    Pemasangan eirtag.
4.    Pemberian vaksin vitamin dan obat cacing.

            Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses drafting, antara lain :
Ø  Peralatan harus steril dan di kondisikan tidak rusak terutama pada timbangan, scanner,  trutes, spuit, scorec ( gun ) dan tang eartag.
Ø  Tempat loading sapi harus bersih dan tersedia air minum.
Ø  Pada proses ini kita harus tau penempatan sapi tersebut dan terpisah sesuai range ( BB, jenis kelamin, sakit dan gemuk ).
Ø   Mengetahui kapasitas kandang sesuai kepadatan.
Ø  Proses ini harus dilakukan dengan cepat,tepat dan baik karena untuk mengurangi tingkat kesetresan dan susutnya daging pada sapi ( berpengaruh pada ADG dan kenyamanan sapi ).
Ø  Pengimputan data harus akurat.
Ø  Melihat umur pemeliharaan sapi (DOF).


Pada proses ini kita juga harus benar-benar teliti dalam pelaksanaanya, dan di luar hal itu kita  juga harus tau kondisi sapi ( kesehatan,kebugaran, dan DOF ). Karena semua berhubungan dengan ADG untuk memperoleh profit.

No comments:

Post a Comment